Qorry Aina

20120112

Ketika pelangi yang tertunda, berbicara.

Aku adalah pelangi yang tertunda dibalik hujan pembawa berkah dan malapetaka. Muncul setelah doa para perindu hujan terkabul. Meminta hanya sedikit waktu kepada Tuhan untuk berpapasan terhadap ciptaannya. Aku bahagia ketika menjadi alasan atas terukirnya sebuah senyuman. Aku senang ketika menjadi alasan pensyukuran atas karunia Tuhan. Aku bangga ketika seseorang bangga menjadi dirinya sendiri. dan Aku cinta terhadap pemberi tanpa diberi seperti matahari.
Matahari seperti malaikat, tak bersuara dan berparas. Matahari seperti kamus, memiliki banyak arti. Matahari seperti seorang ibu, memberi penerangan ketika gelap menerjang. Matahari seperti guru yang mengajarkan arti hidup. Matahari adalah alasan mengapa bumi berovulusi. Matahari adalah perkacaan atas kebesaran Tuhan. Hingga matahari menyisahkan kehidupan terhadap selembar daun.
Daun tumbuh dari batang. Berkembang menjadi bayi daun yang cantik, segar dan menyejukan. Namun, daun tetaplah daun. Yang tipis, rentan, bergantung dengan sekitarnya dan memberi makna. Semakin hari semakin menua, seiring itu pula rintangan datang silir berganti. Mulai dari suhu yang tidak stabil,.kemarau yang berkepanjangan, hujan yang jatuh dengan deras, dan tersisih oleh mereka yang tidak menghargai alam. Tidak banyak daun yang sanggup bertahan, namun tak sedikit pula yang berhasil bertahan. Begitulah realita hidup Hingga akhirnya rapuh dan berujung pada kepunahan.